Anggota keluarga melihat foto anak-anak yang selamat di Gua
Tham Luang, Thailand.Anggota keluarga melihat foto anak-anak yang selamat di Gua
Tham Luang, Thailand. (Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA)
Ke-12 anak beserta seorang pelatihnya, Ekapol Chanthawong,
sudah keluar dari Gua Tham Luang, Chiang Rai, Thailand, dengan selamat. Namun,
tak ada yang menyambut kepulangan Ekapol lantaran ia adalah seorang yatim
piatu.
Sejak usia 10 tahun, Ekapol telah ditinggal oleh orang
tuanya. Ia kemudian dibesarkan oleh saudaranya hingga usia 12 tahun sebelum
dikirim ke biara.
Hidup Ekapol sebagai sebatang kara membuatnya dekat dengan
ke-12 anak yang ia latih di tim sepak bola 'Babi Liar'. Akan tetapi anak-anak
itu akan kembali ke orang tuanya, sedangkan Ekapol hanya hidup sendiri.
Meski begitu, kisah heroik Ekapol menginspirasi banyak orang
di penjuru dunia. Mereka dengan lantang menyuarakan dukungan kepada pria
berusia 25 tahun itu.
Tak terkecuali di media sosial Twitter. Sejumlah warganet
mengungkapkan kekagumannya terhadap Ekapol. "Aku harap pelatih dapat
melihat rasa cinta dari penjuru dunia untuknya. Dia tidak seharusnya menyalah
diri sendiri. Dia harus tahu bahwa dialah pahlawannya," cuit @afuabdulla
yang telah di-retweet lebih dari 490 kali.
Ada pula @itswazzz yang menyebut Ekapol berhasil menguatkan
mental anak-anak selama bertahan di dalam gua.
"Dalam keadaan panik dan stres, ia bantu anak-anak
bermeditasi. Selamanya dia akan menjadi pahlawan," kicaunya.
Ekapol Asisten
Pelatih 12 Anak Thailand yang Terjebak di Gua (Foto: Twitter/@yvvonelim9)
Sebelumnya Ekapol dikabarkan dalam kondisi paling lemah karena memberikan semua bekal makanan dan minumannya untuk anak-anak itu. Selama mereka bertahan dalam gua, ia mengajari anak-anak asuhnya bermeditasi untuk menyimpan energi.
"Ia sangat mencintai anak-anak itu lebih dari dirinya
sendiri. Ekapol sangat mencintai mereka karena ia tak punya ayah," kata
Sriwichai, dilansir NZ Herald.
"Ekapol tidak alkohol, tidak merokok. Dia tipe orang
yang menjaga dirinya dan mengajarkan anak-anak itu untuk melakukan hal yang
sama," ungkap Joy Khampai, sahabat lama Ekapol yang bekerja di kedai kopi
dekat Biara Mae Sai.
Dari surat yang beredar, Ekapol diduga merasa bersalah
karena telah membawa anak-anak ke Gua Tham Luang. Dalam surat yang ditulis di
gua, Ekapol menyampaikan permintaan maafnya.
"Saya janji akan menjaga anak-anak. Saya ingin
berterima kasih atas dukungannya, dan saya minta maaf," tulis Ekapol.
Kendati demikian, tak sedikit yang menganggap Ekapol
berperan penting dalam menjaga kesehatan ke-12 anak tersebut.
"Bila dia tidak pergi dengan mereka (anak-anak -red)
apa yang akan terjadi kepada anak saya? Bila dia keluar, kami harus
mengobatinya. Sayangku Ek, saya tidak menyalahkanmu," ujar ibu Pornchai
Khamluang, salah satu anak yang terjebak, kepada saluran televisi Thailand.
Selengkapnya baca berita ini di kumparan
Selengkapnya baca berita ini di kumparan
Tidak ada komentar:
Write komentar